Skip to main content

Rahmat Dan Kasih Sayang

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w bersabda:
Ketika seorang berjalan ditengah perjalanan tiba-tiba ia haus yang sangat haus, maka ia mendapat sumur, maka segera ia turun ke sumur dan minum, kemudian ketika ia keluar dari sumur tiba-tiba ada anjing yang menjilat-jilat tanah karena haus, maka ia berkata: Anjing ini telah haus sebagaimana yang saya rasakan. Maka ia kembali masuk ke dalam sumur dan memenuhi sepatunya dengan air lalu digigitnya sehingga dapat dibawa naik dan di minumkan kepada anjing itu, maka Allah memuji perbuatannya itu dan mengampunkan dosanya.



Sahabat bertanya: Ya Rasulullah apakah ada pahala dalam menolong binatang? Jawab Nabi s.a.w: Di dalam semua yang bernyawa ada pahala. (Yakni bila menolong apa saja yang bernyawa maka ada pahalanya)

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan berkata: Rasulullah s.a.w bersabda:
Tidak dapat masuk surga kecuali orang berperasaan belas kasih sayang. Sahabat berkata: Ya Rasulullah kami semua berperasaan kasih sayang. bersabda Nabi s.a.w: bukan kasih sayang untuk pribadi, sehingga merasa sayang kepada umat manusia. Dan tidak dapat merahmati semua manusia kecuali Allah ta'ala.

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ubaidah dari Abdullah berkata: Jika kamu melihat saudaramu terkena hukum kerena dosanya, maka jangan kamu kutuk, dan jangalah membantu kepada syaithan untuk membinasakan saudaramu itu, sebaliknya kamu harus berdo'a Allahummarhamhu Allahumma tub alaihi. (Ya Allah kasihanilah ia, ya Allah terimalah tobatnya, ya Allah ampunkan dia)

Abdul Wahhab bin Muhammad Alfa'anlaani meriwayatkan dengan sanadnya dari Humaid dari Anas bin Malik r.a. berkata: Nabi s.a.w bersabda:
Empat macam kewajiban terhadap kaum muslimin: membantu orang yang berbuat baik, dan membacakan istighfar bagi yang berdosa, dan mendoakan orang yang terbelakang, dan cinta pada orang yang bertobat dari mereka.

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
Kewajiban seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim ada enam macam, siapa meninggalkan satu berarti meninggalkan satu kewajiban: Jika diundang harus datang, dan jika sakit harus dijenguk (dikunjungi), dan jika mati harus dihantar jenazahnya (dihadiri), dan jika bertemu harus diberi salam, dan jika minta nasehat harus dinasehati dan jika bersin harus di doakan.

Malik bin Anas berkata:Nabi Isa a.s berkata:
Jangan banyak bicara selain dzikir pada Allah, supaya tidak beku hatimu, dan hati yang beku itu jauh dari Allah, tetapi kamu tidak mengetahui. Dan jangan melihat kesalahan orang seakan-akan kamu sebagai Tuhan, dan lihatlah dengan kesadaran bahwa kamu hamba. Dan orang-orang itu hanya dua macam, sakit dan sehat. Maka kasihanilah yang sakit dan syukurlah kepada Allah atas kesehatan.

Comments

Popular posts from this blog

Corak Aqidah Islam Pada Masa Nabi Dan Sahabat

Aqidah Islam yang dikembangkan Nabi Muhammad terhadap para sahabat dan para pengikut terdekat beliau bercorak monolitik, yakni satu bentuk ajaran tanpa ada perdebatan dan sanggahan-sanggahan. Yaitu mempercayai ke-Tuhanan Allah Yang Maha Esa, ke-Rasulan Muhammad beserta ajaran yang dibawanya yang beliau terima lewat wahyu, para malaikat yang memiliki tugas-tugas tertentu, serta kehidupan akhir berupa surga dan neraka beserta prosedur hisabnya, dan keyakinan akan adanya qadha dan qadar.

Sumber-sumber Ajaran Akhlak

Secara umum, norma akhlak itu terbagi dua, yaitu akhlak yang berasal dari ajaran keagamaan dan norma akhlak yang berasal dari pemikiran sekuler. Akhlak berasal dari ajaran agama bersumber pada nash al-Qur'an dan al-Sunnah, sedang norma akhlak sekuler bersumber dari dua sumber yaitu instink dan pengalaman. Sebagai sumber norma akhlak, al-Qur'an mengungkapkan berbagai norma perilaku baik dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan orang tua dan keluarga, maupun dengan lingkungan masyarakat. Baik atau buruknya suatu perbuatan dapat dilihat dari segi kesesuaiannya dengan norma-norma yang di ungkapkan oleh al-Qur'an tersebut. Sesuai dengan itu, dalam surat al-Maidah ayat ke 15 dan 16 Allah menyatakan yang artinya: "Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan kebenaran. Dengan kitab itulah Allah menunjukan orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan. Dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari

Hubungan Aqidah dengan Akhlak

Aqidah erat hubungannya dengannya dengan akhlak, karena aqidah merupakan landasan dan dasar pijakan untuk semua perbuatan, sedang akhlak adalah segenap perbuatan baik dari seseorang mukallaf, baik dalam hubungan dengan Allah sebagai Tuhannya, dengan sesama manusia maupun dengan alam lingkungan hidupnnya. Berbagai amal perbuatan tersebut, akan memiliki nilai ibadah kalau bertolak dari keyakinan aqidah, dan akan senantiasa terkontrol dari berbagai penyimpangan kalau diimbangi dengan suatu keyakinan aqidah yang cukup kuat. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat dipisahkan sama halnya antara jiwa dan raga, keduanya dapat dipisahkan dalam ulasan, tapi tidak dalam kenyataan.