Aqidah Islam yang dikembangkan Nabi Muhammad terhadap para sahabat dan para pengikut terdekat beliau bercorak monolitik, yakni satu bentuk ajaran tanpa ada perdebatan dan sanggahan-sanggahan. Yaitu mempercayai ke-Tuhanan Allah Yang Maha Esa, ke-Rasulan Muhammad beserta ajaran yang dibawanya yang beliau terima lewat wahyu, para malaikat yang memiliki tugas-tugas tertentu, serta kehidupan akhir berupa surga dan neraka beserta prosedur hisabnya, dan keyakinan akan adanya qadha dan qadar.
Demikian pula pada zaman sahabat, khususnya pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Akan tetapi setelah khalifah Utsman bin Affan (23-35 H) melakukan perubahan sistem administrasi pemerintahannya yang lebih cenderung nepotisme (kekeluargaan), timbul kekacauan politik yang mencapai klimaks pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, sehingga menjadi perang saudara, dan mengakibatkan umat Islam terpecah belah. perpecahan politik ini menimbulkan akibat munculnya berbagai pemikiran teologi, sehingga berkembang perdebatan-perdebatan panjang dan menimbulkan berbagai aliran dalam ilmu kalam, yaitu antara lain khawarij, murji'ah, mu'tazilah dan ahlus sunah wal jama'ah.
Demikian pula pada zaman sahabat, khususnya pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Akan tetapi setelah khalifah Utsman bin Affan (23-35 H) melakukan perubahan sistem administrasi pemerintahannya yang lebih cenderung nepotisme (kekeluargaan), timbul kekacauan politik yang mencapai klimaks pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, sehingga menjadi perang saudara, dan mengakibatkan umat Islam terpecah belah. perpecahan politik ini menimbulkan akibat munculnya berbagai pemikiran teologi, sehingga berkembang perdebatan-perdebatan panjang dan menimbulkan berbagai aliran dalam ilmu kalam, yaitu antara lain khawarij, murji'ah, mu'tazilah dan ahlus sunah wal jama'ah.
Comments
Post a Comment